Penantian PAN-Golkar Masuk Kabinet Terhadap Reshuffle
Bukan tanpa sebab isu reshuffle bergulir. angin pergantian menteri jilid ii itu telah lama didengar partai-partai pendukung pemerintah, begitu juga beberapa peristiwa yang mencuatkan spekulasi reshuffle.
Adalah dukungan PAN dan Golkar yang dianggap menjadi salah satunya sebab
paling ketara diadakan reshuffle, selain tentu evaluasi kinerja. Namun
beberapa kali isu reshuffle bergulir, beberapa kali itu juga menguap.
Pekan ini isu itu kembali memanas yang salah satu spekulasinya lantaran
adanya imbauan agar menteri-menteri diminta tak keluar kota selama
sepekan. Apakah kali ini benar-benar ada reshuffle? Dan benar ada jatah
menteri untuk PAN dan Golkar?
"Kita tunggu saja, terserah kepada
Presiden mau reshuffle atau tidak," ucap Ketua DPP PAN Yandri Susanto,
kepada wartawan, Selasa (26/7/2016).
Yandri berulang kali
menyebut partainya tidak meminta atau mendorong-dorong agar ada
reshuffle dan kadernya masuk Kabinet Kerja. Sebagai partai pendukung,
PAN loyal mendukung kebijakan Presiden.
"Kalau diajak (masuk
kabinet) yang kita siap dari dulu. Kalau nggak diajak juga nggak
apa-apa. Kita tetap dukung Presiden," terang anggota komisi II DPR itu.
Begitu
juga dengan Golkar, reshuffle adalah soal hak prerogatif presiden.
Dukungan kepada pemerintah tak melulu dikompensasi dengan menteri. Namun
tawaran menteri tentu tak akan ditolak oleh Golkar.
"Golkar
sangat siap dengan sejumlah kader-kader kompetennya untuk membantu
Presiden mensejahterakan rakyat melalui penyelenggaraan pemerintahan dan
penyerapan anggaran yang semakin efektif dan efisien," kata Ketua DPP
Golkar Agun Gunanjar.
Golkar di tengah isu reshuffle ini bahkan
terang-terangan mengkritik kinerja menteri bidang perekonomian patut
menjadi perhatian serius Jokowi. Meski tak serta merta kritik ini karena
ingin dapat kursi menteri.
"Perbaikan perekonomian yang berkaitan
dengan kemampuan daya beli rumah tangga miskin dan kesempatan usaha dan
lapangan kerja, harus menjadi perhatian serius Pemerintahan Jokowi-JK
apabila ingin melakukan reshuffle kabinet," imbuh Agun.
Lalu
apakah isu reshuffle ini benar terjadi atau kembali menguap? Hanya
Presiden Jokowi yang tahu. Jokowi hanya menegaskan evalusi terhadap
menteri-menteri adalah proses yang berkelanjutan.
"Evaluasi dilakukan tiap hari, tiap minggu, tiap bulan," tegas Jokowi, Minggu (24/7/2016).
0 komentar